Jangan Sembarangan Minum Antibiotik
Senin, 27 Mei 2013
0
komentar
antibiotik |
Beragamnya penyakit infeksi membuat kebanyakan orang segera berobat ke dokter
meski hanya enyakit ringan. Rasanya
tidak puas jika dokter tidak memberi obat apapun dan hanya memberikan penjelasan
tentang penyakit dan perawatan sendiri di rumah.
Tidak peduli apakah penyebabnya virus atau bakteri, kebanyakan orang akan
lebih tenang ketika dokter meresepkan antibiotik. Padahal, penggunaan antibiotik
yang tidak tepat bukan hanya menghamburkan uang, namun juga akan berdampak
buruk pada kesehatan. Di zaman yang
serba modern seperti sekarang ini, kita
dituntut untuk pro aktif dan kritis dengan pengobatan yang diberikan dokter,
salah satunya adalah ketika dokter meresepkan antibiotik.
Mengenal Antibiotik
Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh mikroorganisme,
yang dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme
lain. Antibiotik adalah obat yang digunakan dalam penanganan pasien yang
terbukti atau diduga mengalami infeksi bakteri dan terkadang juga digunakan
untuk mencegah infeksi bakteri pada keadaan khusus. Penggunaan antibiotik tidak
boleh sembarangan dan hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, karena
penggunaan yang tidak sesuai indikasi justru akan menyebabkan resistensi
(kebal) obat.
Seperti Apakah Penggunaan Antibiotik yang
Tidak Tepat?
Pemakaian antibiotik yang tidak berdasarkan ketentuan (petunjuk dokter)
menyebabkan tidak efektifnya obat tersebut sehingga kemampuan membunuh kuman
berkurang atau bahkan menimbulkan resistensi. Ketidaktepatan penggunaan
antibiotik terjadi dalam situasi klinis yang sangat bervariasi,
meliputi:
Pemberian antibiotik pada
keadaan tanpa adanya infeksi bakteri.
Pemilihan antibiotik yang
salah atau tidak sesuai diagnosis.
Dosis yang tidak tepat atau
berlebihan.
Lama penggunaan antibiotik
yang tidak tepat (menghentikan pengobatan sebelum waktunya karena merasa
sudah sembuh)
Penggunaan obat antibiotik
suntik yang berlebihan pada penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat
yang ditelan (oral).
Pengobatan sendiri oleh
pasien dengan cara mengonsumsi antibiotik yang seharusnya diresepkan
oleh dokter.
Penggunaan antibiotik
berlebih untuk profilaksis (pencegahan) pada pembedahan bersih, khususnya
pemberian antibiotik yang berlangsung lebih lama dari waktu yang
direkomendasikan (kurang dari 24 jam pasca operasi). Keadaan ini antara lain
disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengetahuan dokter yang kurang,
pengalaman masa lalu atau contoh dari kolega senior, harapan dan permintaan
pasien, promosi industri farmasi, dan mudahnya pasien membeli antibiotik tanpa
resep dokter.
Bahaya Penggunaan Antibiotik yang Tidak
Tepat
Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan antibiotik adalah gangguan
beberapa organ tubuh. Terlebih lagi bila diberikan kepada bayi dan anak-anak,
karena sistem tubuh dan fungsi organ pada bayi dan anak-anak masih belum tumbuh
sempuma. Gangguan organ tubuh yang bisa terjadi adalah gangguan saluran cerna,
gangguan ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan sumsum tulang, gangguan darah
dan sebagainya.
Gangguan tersebut mulai dari
yang ringan seperti ruam, gatal sampai dengan yang berat seperti pembengkakan
bibir atau kelopak mata, sesak, hingga dapat mengancam jiwa atau reaksi
anafilaksis.
Pemakaian antibiotik berlebihan atau irasional juga dapat membunuh kuman
yang baik dan berguna yang ada didalam tubuh kita. Sehingga tempat yang semula
ditempati oleh bakteri baik ini akan diisi oleh bakteri jahat atau oleh jamur
atau disebut "superinfection". Pemberian antibiotik yang berlebihan akan
menyebabkan bakteri-bakteri yang tidak terbunuh mengalami mutasi dan menjadi
kuman yang resisten atau disebut "superbugs".
Penggunaan antibiotik yang
irasional menyebabkan bakteri
yang awalnya dapat diobati dengan mudah menggunakan jenis antibiotik ringan
akan bermutasi dan menjadi kebal, sehingga
memerlukan jenis antibiotik yang lebih kuat. Bila bakteri ini menyebar
ke lingkungan sekitar, suatu saat akan tercipta
kondisi
dimana tidak ada lagi jenis antibiotik yang dapat membunuh bakteri yang terus
menerus bermutasi ini.
Makin Dini, Makin Berisiko
Penggunaan antibiotik pada anak memerlukan perhatian khusus. Mengapa demikian?
Bayi dan anak beresiko paling sering mendapatkan antibiotik, karena daya tahan
tubuhnya yang lebih rentan sehingga lebih sering sakit. Padahal, seperti halnya
obat pada umumnya, antibiotik memiliki
efek samping yang bisa muncul jika penggunaannya tidak tepat.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa penggunaan antibiotik
yang terlalu dini pada anak (usia kurang dari 1 tahun) terutama antibiotik yang
berspektrum luas, meningkatkan resiko terjadinya asma pada anak. Sehingga dianjurkan
untuk tidak memberi antibiotik terutama yang bersektrum luas
kepada anak
usia kurang dari 1 tahun apabila tidak sangat diperlukan.
Kapan Kita Memerlukan Antibiotik?
Indikasi yang tepat dan benar dalam penggunaan antibiotik adalah bila penyebab
infeksi tersebut adalah bakteri. Menurut CDC (Centers for Disease Control and
Prevention), indikasi pemberian antibiotik adalah:
Batuk dan pilek yang terjadi
sepanjang hari (bukan hanya pada malam hari dan pagi hari) yang berkelanjutan selama lebih
dari 10-14 hari dan disertai dengan cairan hidung mukopurulen (kuning atau
hijau). Bila batuk dan pilek yang berkelanjutan terjadi hanya pada malam hari
dan pagi hari (bukan sepanjang hari) biasanya berkaitan dengan alergi atau
bukan lagi dalam fase infeksi, sehingga tidak perlu antibiotik.
Bila terdapat gejala infeksi
sinusitis akut yang berat seperti panas lebih dari39°C dengan cairan
hidung purulen (kental), nyeri, bengkak di sekitar mata dan wajah.
Radang tenggorokan karena
infeksi kuman streptokokus. Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri
biasanya dengan melakukan kultur (pembiakan bakteri) yang membutuhkan beberapa
hari untuk observasi.
Infeksi saluran kemih. Untuk
mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan kultur
urin. Setelah beberapa hari akan diketahui bila ada infeksi bakteri, berikut
jenis dan sensitivitasnya terhadap antibiotik.
Penyakit tifus. Selain
dari anamnesis (wawancara) dan
pemeriksaan fisik, untuk mengetahui penyakit tifus perlu dilakukan
pemeriksaan darah Widal dan kultur darah gaal.
Gunakan Antibiotik Secara Tepat
Berikut ini
beberapa tips penggunaan antibiotik yang benar:
Menggunakan antibiotik hanya berdasarkan resep dokter, yaitu dengan
dosis dan jangka waktu sesuai resep.
Minum antibiotik sampai habis
sesuai dengan petunjuk dokter dan jangan menghentikan sebelum waktu yang
dianjurkan hanya karena merasa sudah sembuh.
Menanyakan pada dokter, obat
mana yang mengandung antibiotik.
Jangan menggunakan atau
membeli antibiotik hanya berdasarkan copy resep sebelumnya (tanpa
periksa lagi ke dokter). Karena salah menggunakan antibiotik menyebabkan obat
menjadi tidak efektif lagi dan bahkan bisa menimbulkan resisten (kebal) obat.
Pilek, batuk, dan diare
umumnya tidak memerlukan antibiotik. Usahakan banyak minum, cukup makan
makanan bergizi, dan istirahat. Jika demam lebih dari 3 hari, periksakan ke
dokter.[]
dr. Avie
Andriyani Ummu Shofiyyah
Referensi:
Kementrian Kesehatan
RI. Buku Panduan "Gunakan Antibitik
Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Obat". Tahun 2011.
Prof. Iwan Dwiprahasto,
"Evidence Based Medicine Guide to Antibiotic Use". Buku
Clinical Updates, Practicing Current Issues in Medicine. Tahun 2010. Penerbit
Cendekia Press, Yogyakarta.
Simposium and Workshop
"Pediatric Update", Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan I. Bagian
Ilmu Kesehatan Anak UNS/ RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tanggal 26-27 Maret 2011.
James Chin, MD, MPH (editor).
Buku "Manual Pemberantasan
Penyakit Menular" Edisi 17. Tahun
2000. Penerbit American Public Health Association.
Sumarmo S, Buku
Infeksi dan Penyakit Tropis Edisi 1, Tahun 2002, Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.Disalin dari Majalah
as-Sunnah No. 07 Thn.XV 1432H/3011M, Baituna, hal.
13-14.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Jangan Sembarangan Minum Antibiotik
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://herbalsehatdanhalal.blogspot.com/2013/05/jangan-sembarangan-minum-antibiotik.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar