Penggunaan Herbal di bidang Kedokteran
Minggu, 18 November 2012
2
komentar
Pada kesempatan ini, herbal sehat dan halal akan memaparkan
salah satu tulisan karya ilmiah yang membahas tentang Penggunaan Herbal di bidang Kedokteran, khusunya bidang Kedokteran
Gigi. Berikut rangkumannya:
Penggunaan bahan alam, baik
sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan adanya
semangat back to nature (kembali ke alam). Penggunaan herbal dipakai
dalam upaya preventif (pencegahan), promotif (penyuluhan), dan rehabilitatif (perawatan).
Pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr Sudarsono Apt, menyatakan
bahwa obat-obatan herbal memang sangat diminati oleh masyarakat saat ini dan
berdasarkan penglalam obat-obatan tersebut terbukti berkhasiat. Kecenderungan
peningkatan penggunaan herbal untuk pengobatan tidak lagi didasarkan atas
pengalaman turun temurun tetapi dengan dukungan dasar ilmiah. Sekarang ini ada
3 jenis sediaan herbal untuk pengobatan
yaitu:
- Jamu, yang masih dipercaya secara empiris (ilmiah).
- Simplisia, yaitu bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. (Depkes RI).
- Herbal terstandar, yaitu yang dibuat oleh industri dan telah teruji secara klinis untuk manusia. (Badan POM).
Satu hal yang perlu diperhatikan
mengenai hal ini adalah kualitas pada obat-obatan herbal itu sendiri.
Menghasilkan obat herbal yang berkualitas baik diperlukan proses pembuatan yang
baik pula. Salah satu proses terpenting dalam penggunaan herbal adalah
pemilihan bahan baku yang tepat dan ditunjang oleh penelitian serius. Selain
itu, proses ekstraksi, pemurnian dan pengemasan harus higienis.
Informasi yang diperoleh tentang
kandungan zat aktif dalam herbal bersifat setara dengan obat modern.
Berdasarkan kandungan kimia dan membandingkan dengan zat yang berkhasiat anti
bakteri maupun antiinflamasi pada obat modern, bisa digunakan untuk menentukan
khasiat herbal tersebut.
Penelitian daya antibakteri
herbal terbanyak dilakukan di indonesia seperti telah dilaporkan dalam tulisan “tanaman
obat bersifat antibakteri di Indonesia” baru sebanyak 106 jenis tanaman telah
diteliti dan masih banyak yang belum diuji. Beberapa herbal yang telah
digunakan di bidang Kedokteran Gigi diantaranya adalah:
- Golongan Analgetika; herbal untuk meringankan rasa nyeri tanpa hilangnya kesadaran. Diantaranya: cengkeh, sambiloto, jahe, sereh, sidaguri, kecubung.
- Golongan Anti inflamasi; herbal untuk mengatasi peradangan. Diantaranya: mengkudu, sambiloto, jahe, sambung nyawa, sereh, belimbing wuluh.
- Golongan Antibakteria; herbal untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Diantaranya: kemukus, mimba, sambiloto, kunyit, bawang putih.
- Golongan Anti jamur; herbal untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur. Diantaranya: lidah buaya, jambu mete.
- Golongan Ekspektoransia; herbal untuk melancarkan dahak pada batuk. Diantaranya: jahe, kunyit.
- Golongan Anti plaque; herbal untuk mengurangi plak gigi. Diantaranya: daun suji, siwak.
- Golongan Anti odor; herbal untuk mengurangi bau mulut. Diantaranya: beluntas, sirih.
Kelebihan obat herbal
dibandingkan obat modern
- Efek sampingnya relatif rendah.
- Dalam suatu ramuan dengan komponen berbeda memiliki efek saling mendukung.
- Pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif.
Hal yang perlu
diperhatikan adalah:
- Ketepatan takaran/dosis. Harus berhati-hati pada dosis berlebih.
- Ketepatan waktu penggunaan.
- Ketepatan cara penggunaan.
- Ketepatan pemilihan bahan secara benar.
- Ketepatan pemilihan herbal untuk indikasi tertentu.
Segi efek samping memang diakui
bahwa obat alam/herbal memiliki efek samping yang relatif kecil dibandingkan
obat modern, tetapi perlu diperhatikan bila ditinjau dari kepastian bahan aktif
dan konsistensinya yang belum dijamin terutama untuk penggunaan secara rutin.
Efek Farmakologis yang lemah dan
lambat dikarenakan rendahnya kadar senyawa aktif dalam bahan obat alam serta
kompleksitas zat balast (lawan dari senyawa aktif) yang umum terdapat pada
tanaman. Hal ini sebenarnya bisa diupayakan dengan melakukan ekstrak
terpurifikasi, yang menghasilkan ekstraksi selektif, yaitu hanya menyari
senyawa yang manjur dan membatasi sekecil mungkin zat balast yang ikut tersari.
Penggunaan herbal untuk
kepentingan peningkatan kesehatan sangat mendukung program pemerintah dalam
program kesehatan primer, kemandirian kesehatan masyarakat, membuat masyarakat
sehat dan tidak terikat kepada import bahan-bahan baku obat modern.
Kesimpulan
- Pemakaian herbal dianjurkan sesuai dengan takaran, ketepatan waktu pemakaian, ketepatan cara penggunaan serta pemilihan herbal sesuai dengan indikasi.
- Prospektif untuk masa yang akan datang dalam pemakaian herbal untuk kesehatan, mengingat rendahnya efek samping dan nilainya yang lebih ekonomis.
(Sumber pustaka:
PENGGUNAAN HERBAL DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI, oleh Harsini, Widjijono, Bagian
ilmu Biomaterial Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada --- (dengan
sedikit gubahan-Redaksi))
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Penggunaan Herbal di bidang Kedokteran
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://herbalsehatdanhalal.blogspot.com/2012/11/penggunaan-herbal-di-bidang-kedokteran.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
2 komentar:
blog tentang kesehatan dan informasi pengobatan herbal.
ditunggu balik kunjungannya....di:
http://education-vionet.blogspot.com/2012/11/iphone-5-gadget-impian.html
sekalian share g+ terima kasih
Betul bang Idham, blog ini ane dedikasikan untuk informasi seputar herbal. Terima kasih ya sudah mampir kesini...
OK. ane akan kunjung balik ke blog ente...
Oya, ane newbie nih, jadi mohon bimbingannya ya.....;)
Posting Komentar